Sabtu, 02 Januari 2016

test IELTS

late post banget deh....

22 November 2015 hari awal kami akan menjalani hidup yang berbeda, kenapa berbeda? karena hari ini keberangkatan sang suami mengikuti pelatihan bahasa yang diadakan oleh dikti di jogja. Membayangkan hidup tanpa sang abang disamping selama kurang lebih 3 bulan serasa sangat berat, tapi kami bertekad untuk berjuang supaya bisa menambah ilmu. keikutsertaan pelatihan bahsa dikti sebenanrnya sudah kami diskusikan, tapi kami tidak menyangka kalau ternyata aplikasiku tidak lolos untuk menjadi perserta pelatihan, dan satu lagi kegiatan ini ternyata diselenggarakan di kota jogja, tempat ini diluar prediksi, kami membayangkan kalau pelatihan ini diadakan di depok UI atau paling jauh di Bandung. Terlepas dari dugaan dan prediksi yang meleset, kami mencoba berfikir positif, kalau semua ini sudah digariskan oleh Allah SWT pasti ada hikmah dari segala keadaan yang harus dijalani.

Walaupun terpisah jarak yang cukup jauh komunikasi yang terjalin antara aku, dia dan mereka berjalan hangat dan intensif (heheeee istilah sang papa, sang mama dan sang anak), terima kasih kami ucapkan kepada Skype, WA, dan BBM sarana pertemuan kami selama berjauhan.

Hikmah yang bisa kami petik, pertama tentu saja kemampuan bahasa inggris sang papa meningkat, dan alhamdulilah simulasi-simulasi tes IELTS yang dilakukan nilai sang papa sangat memuaskan, target beliau bisa mendapatkan nilai untuk masing-masing band adalah 6.5, nilai ini merupakan angka yang menjadi syarat untuk mendapatkan LoA unconditional pada universitas yang dituju. selama ini, nilai IELTS sang papa pada band writing dan speaking belum mencapai nilai 6.5  walaupun di bagian reading atau yang lain nilai nya bisa lebih dari 7.

Kedua, kemampuan menyetir ku sangat meningkat, mau tidak mau aku harus bisa mengantar jemput anak-anak ke sekolah, ke kampus dan kegiatan-kegiatan lainnya. setelah kursus mengemudi hampir 3 tahun yang lalu aku sudah lupa dengan keinginan menyetir sendiri, karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang mengaburkan cita-cita itu. pengumuman pelaksanaan pelatihan adalah 3 hari sebelum keberangkatan, jadi aku terinduksi dengan cepat bisa menyetir sendiri hanya 3 hari didampingi sang suami, setelah itu the real life dimulai, Minggu 22 November menjadi  "the new driver"

Ketiga, kami bertiga menjadi lebih mandiri. sebenarnya aku sich subjeknya, karena lebih kurang 5 tahun menikah aku belum pernah berpisah dengan sang suami tercinta lebih dari satu minggu, dan komitmen kami tidak memakai jasa orang lain dalam mengurus keperluan rumah, sehingga aku sangat kehilangan partner kerja hihihihi.... everything by my self deh pokoknya....

Alhamdulilah 24 Desember bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad SAW jadi sang suami bisa pulang ke Jambi, hari itu sangat dinantikan oleh tata, azzam, dan aku tentunya.... walaupun hanya 4 hari tapi cukup untuk menyegarkan kembali anak-anak yang awal ditinggal papanya mengalami depresi heeee, tata dan azzam bergantian demam dan lemes.

Menunggu awal Februari berakhirnya pelatihan bahasa papa dan menantikan nilai IELTS yang cukup untuk mendaftar ke universitas di luar negeri pada program s3, minimal pada masing-masing band adalah 6.5. Endingnya sangat berharap selasainya pelatihan bahasa ini, sang abang bisa langsung mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah s3 nya, dipermudahkan aku dan anak-anak bisa ikut beliau sekolah aamiin yra....