Belajar tak akan ada habisnya, begitu juga dengan kami (aku dan bang dedy), impian untuk melanjutkan pendidikan selalu menggebu-gebu tak pernah padam. Cita-cita yang paling utama yaitu kami harus sekolah ditempat yang sama dan waktu yang sama, jadi tidak ada yang tertinggal membawa serta kakak tata dan adek aam. Dua tahun yang lalu kami sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi beasiswa ADS (sekarang namanya AAS) semua berkas sudah kami persiapkan, TOEFL, rekomendasi, form sudah diisi dengan renungan yang panjang untuk meminimalisir kesalahan dan kekurangan. Batas akhir pengiriman berkas kalau tidak salah tanggal 18 Agustus 2011 alhamdulilah bahannya bisa terkirim pas tanggal tersebut jadi tinggal menunggu hasil nya. Rezki tidak dapat ditolak ternyata diriku pada saat pengiriman berkas sedang hamil 2 bulan, aku memang tidak menyangka keterlambatan datang bulan itu adalah kehamilan karena biasanya siklus nya sering terlambat sampai 20 hari. Namun cita-cita untuk sekolah tidak padam berbagai rencana sudah kami susun, sesuai jadwal pengumuman kelulusan bahan pada bulan desember datang juga, siang itu amplop kuning besar berlogo pemerintah australia nyampe kerumah. yang jadi pertanyaan nya kenapa hanya satu amplop yang datang dan hanya amplop yang bertuliskan nama Mrs. Weni Wilia kemana nyasar amplop yang lain yang bertulis nama abang? bang dedy dengan gembira dan senang membuka amplop tersebut dan isinya adalah bulan Januari tes untuk IELTS dan JST nya. bang dedy bilang kalo mungkin saja amplop itu gak barengan nyampenya ntar juga nyampe, namun dihati kecilku sudah merasakan kejanggalan, ternyata benar amplop untuk bang dedy datang juga namun ukurannya kecil sekali hanya ukuran amplop surat biasa dengan isi kalo bang dedy belum memenuhi syarat untuk ikut tes berikutnya. sedihnya aku dengan perut besar harus tes ke jakarta tanpa bang dedy... bang dedy menghiburku dengan mengatakan bahwa kail yang kita lepaskan udah mendapatkan ikan, jadi jangan sedih kita harus bersyukur kalau kita bisa menyebar dua kail, kalau hanya satu kail yang berhasil mendapatkan ikan berarti itulah yanag terbaik bagi kelurga kita sekarang, dan mama gak boleh patah semangat harus semangat berjuang biar bisa sekolah dan nanti papa akan menyusul dengan beasiswa DIKTI. oke saudara-saudara kita tinggalkan kecengengan ku... waktu sebulan diberikan untuk persiapan ku manfaatkan untuk melahap semua buku tentang IELTS. waktu keberangkatan pun datang kami memutuskan untuk stay di Jakarta sampai tes JST karena mengingat kehamilanku yang sudah memasuki usia 7 bulan jadi rentan untuk naik pesawat. Tips untuk tinggal di Jakarta selama sebulan: bagi kami yang terbiasa tinggal di daerah Bogor sangat tidak nyaman sekali untuk tinggal di Jakarta, jadi kalau berniat untuk sekedar satu dua hari di Jakarta mending penginapannya di Bogor aja. Gak sanggup lagi membayangkan tinggal di kamar kos yang lumayan mahal 2,5 juta 21 hari ukuran 2,5mx3m dengan satu anak kecil (kakak tata umur 1,20 bulan) sangat sumpek sekali. dan kosan nya tidak menyediakan dapur jadi semua makanan dibeli (wekkkk sampe bosan banget makan KFC) kebanyakan kosan di daerah kuningan belakang perbanas mensyaratkan minimal sewa 3 bulan. Kosannya dibanding dengan tempat lain termasuk penginapan yang mewah, kamarnya tertata rapi dan peralatannya sudah bagus dan area hijaunya luas parkiran terpisah dari area terbuka jadi untuk tempat bermain kakak tata lumayan lega.... nama kosannya kos ramos, pemiliknya chinesee dan empunya lumayan ramah dan baik... kami juga diberikan tambahan kasur karena jumlah orangnya melebihi ukuran tempat tidur yang disediakan. posisi penginapan ini sangat dekat dengan gedung plaza kuninga tempat tes, aku hanya berjalan selama 7 menit nyebrang jempatan penyebrangan busway nyampe persis didepan pagar plaza kuningan itu. jadi wilayah kosan dibelakang perbanas itu rekomendit sekali untuk tinggal selama pelatihan bahasa nantinya kalau lulus. cara menuju kuningan dari bandara yaitu naik damri tujuan gambir lalu turun di stasiun gambir naik taxi bilang aja ke supir nya mau ke belakang perbanas kuningan disitu banyak sekali pilihan penginapann dari yang mahal sampe yang murah, lebih baik cari yang pinggir jalan jadi lebih lega dibanding masuk-masuk gank. pas nyari penginapannya barang-barang biarin aja dulu di taxi sampe ketemu tempat kos yang bagus.
Awalnya tes IELTS aku sudah bersiap pagi-pagi datang ke gedung nya masih sepi ada satu dua orang, sambil ngobrol basa basi dengan sesama pejuang akhirnya kami antri untuk masuk ketempat tes di IALF. untuk tes kita tidak diperkenankan membawa kotak pensil, hp, minuman harus dalam botol transparan dan boleh membawa jaket (saran saya jaket gak ada gunanya karena tes menyita semua rasa yang ada heeeee ac yang awal masuk serasa di kulkas berubah jadi pemanas karena keringatan saat mengerjakan tes).
mungkin dengan perut besar aku sedikit diperhatikan oleh native nya, dia selalu menanyakan ke aku are you ok?? aku hanya bisa tersenyum, rasanya gak oke banget deh perut besar trus tesnya hanya pake kursi yang langsung ada tempat nulisnya jadi kebayang deh perrutnya nyangkukt di meja kursi itu... kalo pensil atau penghapusku jatuh pasti nativenya langsung ngambil, baik banget deh.... (efek ibu hamil kalee ya)
listening, reading, writing test sudah terlewati, aku mendapat jadwal jam 3 sore untuk speaking test. speakingnya saya dapat dengan bule cowok setengah baya, awal masuknya deg degan banget secara baru perdana ikut tes IELTS ini eh ternyata si bulenya nyantai banget... tema tesnya saya disuruh menceritakan tentang film.... tips dari saya; saat tes nyantai aja, biasanya examinernya udah pengalaman jadi dia bila merilexkan pikiran si terdakwa (heeee) trus usahakan menjawab dengan bahasa yang teratur dan grammarnya terarah, jika ada yang akan diterangkan jawablah dengan lebih terorganisir misalnya yang dimaksud dengan cendawan adalah 1. mikroba eukariot, 2. ......, 3. bla bla... jangan takut untuk mengucapkam ehm ehmm, well, karena itu merupakan sifat alamiah dari seseorang saat bicara...
tes IELTS terlewati aku harus menunggu 20 hari lagi tes wawancara, padahal pilihan tempat tes ku adalah padang tapi karena untuk Phd semua nya dipusatkan di Jakarta.
tes JST ini kami disuruh mempersiapkan proposal penelitian apa yang akan dikerjakan di aussie nantinya...
saran saya persiapkan betul proposal dengan sebaik-baiknya, diskusikan dengan perspective supervisor dengan teliti agar nanti pas JST bisa menjelaskan dengan lebih baik.
waktu antara tes IELTS dan JST, Jakarta banjir besar oiiiii siklus 5 tahunan ceh na..... akhirnya dua harian lampu tidak hidup mati total plus air juga gak ada..... masih untungnya dan bersyukur daerah kuningan belakang perbanas tidak terkena dampak banjir... akhirnya kami ngungsi ke Bogor juga.... berat nya perjuangan untuk menuntut ilmu diiringi juga dengan besarnya dana yang dikeluarkan untuk menggapainya,,,, heheeee karena berjuang bertiga jadi dananya ya dikali 3 (papa, kakak juga ikut.... kondisi si mama yang lagi hamil besar sich...) kamipun menginap di hotel dekat baranangsiang, niatnya sich mau nginap di hotel permata tapi karena belum booking lewat internet harganya mehong banget 750 ribu (berhubung dananya udah ngalir deras akibat tinggal di Jakarta 15 harian) akhirnya kami nginap di wisma surya kencana lumayan lah ada air panasnya dan kamarnya luas banget harganya cuma 350 ribu... kami menyewa mobil dan jalan-jalan ke taman safari ngajak si kakak.. Lumayan di bogor bisa menenangkan pikiran sejenak....
dibandara, lagi bingung mau tinggal dimana, cari penginapan dulu |
wima surya kencana |
bosan banget dijakarta, makannya harus diluar |
semua materi test tidak lari dari rencana riset dan isian di form yang kita kirim jadi sebaiknya sebelum tes pelajari dulu form yang udah kita isi beberapa bulan yang lalu. Kita diberikan waktu 15 menit untuk menceritakan tentang rencana riset kita dan 20 menit untuk diskusi, awalnya grogi banget... tapi ternyata seperti yang saya bilang examiner dari luar itu tidak pernah menjebak kita dalam memberi pertanyaan, mereka lebih ke arah diskusi jadi jangan khawatir, yang penting persiapkan proposal dengan sebaik mungkin.
hasil akhir dari perjuangan dengan membawa perut yang semakin membesar, anak kecil 1,20bulan, plus semua dana yang keluar hampir sembilan digit adalah aplikasi beasiswa ADS ku belum bisa diterima... Awalnya kecewa banget cuma kami percaya Allah SWT memberikan yang terbaik bagi keluarga kami, gak kebayang juga kalau lulus harus membawa bayi yang masih merah dan anak batita ke belantara jakarta selama minimal 6 bulan. terpisah dari suami dan beban pelatihan bahasa yang cukup berat. semua harus disyukuri apapun itu. Allah punya rencana lebih indah dari ini amin..... tak ada yang kami sesali dari perjuangan ini, suatu keberkahan diberikan kesempatan untuk mengikuti tes IELTS gratis di IALF, dan pengalaman mengikuti JST yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang. Beasiswa itu adalah misteri ilahi, kita harus berjuang tanpa bosan biar bisa diterima... jadi tetap dan selalu semangat dedy dan weni....